Pimpinan STIE Mah Eisa Roberth Hammar mempertanyakan status kemahasiswaan orang-orang yang demo terkait program studi akuntansi di kampus tersebut di Manokwari.

“Mereka statusnya mahasiswa atau bukan? Kalau tak aktif kan bukan mahasiswa. Mereka sudah dua semester tak terdaftar,” ujarnya, Rabu (29/5/2019) malam.

Pria yang juga Kepala Biro Hukum Pemprov Papua Barat ini kemdian menyatakan akan membuat pengumuman dalam waktu dekat terkait mahasiswa-mahasiswa non aktif.

“Yang non aktif selama dua semester harus mendaftar kembali dengan menyelesaikan semua kewajibannya paling lambat dua minggu setelah Lebaran. Bila tidak, maka kami anggap dia telah dikeluarkan dari kampus,” tegasnya.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Soal akreditasi program studi akuntansi, dia mengatakan sudah dimasukkan, tapi masih menunggu giliran karena ada ribuan antriannya di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.

Dia juga mengatakan ada perubahan standar di terkait akreditasi itu. “Perubahan sistem dari enam jadi sembilan standar. Dari by output jadi by process. Silakan tanya ke semua kampus di Indonesia. Ini hal baru. Akuntansi dapat semua sembilan standar itu,” bebernya.

Dia lalu menyesalkan aksi demo orang-orang tersebut yang dinilainya tidak beretika mahasiswa. “Kenapa tak bersurat resmi ke Ketua STIE Mah Eisa atau minta tatap muka. Kenapa dengan cara demo? Demo itu jalan terakhir,” ungkapnya.

“Sudah sekira tiga kali Kepala LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) Wilayah XIV Papua dan Papua Barat  datang ke kampus dalam selang waktu berdekatan. Kenapa tak tanyakan langsung supaya dapat penjelasan langsung dari Dikti,” ungkapnya.(an/dixie)