Sopir Bilang Tak Ada Alat Berat di Jalan Trans Mansel-Bintuni, Satker PJN Klaim Ada

Pemantauan yang dilakukan sejumlah pekerja pers di jalan rusak parah di trans Papua Barat Distrik Tahota, Manokwari Selatan, Papua Barat menunjukkan tak ada aktivitas alat berat di lokasi, Sabtu (8/6/2019) siang.

Akibatnya, sejumlah supir mobil 4-wheel drive yang melayani transportasi umum Manokwari-Teluk Bintuni terpaksa menghentikan kendaraan mereka, lalu berjalan kaki untuk memastikan kondisi jalan agar mobil tidak terjebak dalam lumpur.

Salah satu supir, Petrus Tandilimbong mengatakan tidak ada alat berat yang siaga. Dia berjalan kaki dari Gunung Pasir menuju camp PT Job Mulia Bersama.  Selama berjalan sekira 1 jam dia tidak melihat ada aktivitas alat berat yang memperbaiki jalan. “Hanya doser (bulldozer, red) yang ada di Gunung Pasir. Tapi sudah lewat,” ujarnya.

Menurutnya, di hari-hari sebelumnya sempat ada alat berat yang siaga. Juga ada ada alat berat yang menarik kendaraan yang terjebak lumpur. “Supir biasanya patungan memberikan sejumlah uang secara iklas. Kadang 100 ribu, kadang 50 ribu satu supir ke pengemudi alat berat,” ungkapnya.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Dia lalu mengatakan buruknya kondisi jalan ini sudah lama terjadi. “Kadang bagus kalau perusahaan lagi beraktivitas. Kalau tidak, jalan hancur lagi. Kasihan kalau kita bawa masyarakat, (mereka) itu menderita sekali,” ungkapnya.

Dalam kondisi normal, mereka hanya memerlukan 5-6 jam untuk menempuh Bintuni Manokwari. Namun dalam kondisi jalan rusak, bisa 3-4 malam.

KASATKER PJN

Soal ini, Kasatker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah IV Bintuni, Benny mengatakan jalan rusak tidak sampai 5 km, hanya tersisa 3 km.

Sopir Bilang Tak Ada Alat Berat di Jalan Trans Mansel-Bintuni, Satker PJN Klaim Ada
Sejumlah kendaraan transportasi umum 4-wheel drive di jalur Trans Papua Barat di Distrik Tahota, Manokwari Selatan, 8 Juni 2019.

“Yang dua kilometer kita sudah perbaiki,” ujar Kasatker yang kala itu melintas di ruas jalan berlumpur di Distrik Tahota.

Kasatker tiba 30 menit setelah pekerja pers yang sedang memantau lokasi dan mewawancarai masyarakat yang terpaksa turun dari mobil lalu berjalan kaki melewati ruas jalan rusak itu.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Mobil plat merah nopol DS 5917 PBA warna hitam yang dikemudikan Kasatker itu melintas terus. Tak lama setelah melintas, mobil Kasatker putar balik ke arah camp lantaran kondisi jalan yang berlumpur.

Dia mengatakan mau meninjau ke bagian ujung jalan, tapi putar balik untuk meminta bulldozer mengeruk lumpur.

“Solusinya tinggal tunggu cuaca saja. Kalau cuaca panas atau mendukung, baru bisa kerja. Kalau tidak ya tetap begini terus. Kapan pun saya kerja dan saya keruk, tetap begini terus. Saya mau coba tambah alat lagi. Setidaknya saat hujan bisa mengurangi kerusakan,” ungkapnya.

Dia laku menyatakan tidak benar soal tidak ada alat berat yang siaga di jalan tersebut

“Alat sudah kita turunkan, ekskavator sudah tiga, satu taduduk (rusak) rantai ke luar. Satu alat kerja di dekat camp, satunya di ujung jalan lumpur. Kita ada minta bantu dua unit tapi kemungkinan tiba sore,” ungkapnya.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Soal kondisi jalan yang berlumpur Sabtu lalu, dia menyatakan karena hujan.

Pantauan papuakini.co, tidak lama setelah mobil Kasatker turun, alat berat datang kemudian melakukan pengerukan.

Informasi yang diterima papuakini.co belakangan menyebutkan, tindakan tersebut membuat sejumlah mobil bisa melanjutkan perjalanan sampai ke Teluk Bintuni.(njo)