Konglomerat Jepang, Sojitz Corporation, berminat berinvestasi di Kawasan Industri Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Mereka memiliki ketertarikan untuk berpartisipasi dalam proyek metanol dan amonia di Kawasan Industri Teluk Bintuni, Papua Barat,” kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan tertulisnya akhir pekan ini.
Ketertarikan itu diungkapkan perusahaan tersebut dalam kunjungan kerja Menperin ke Jepang pada 10 – 11 Maret 2021.
Proyek Teluk Bintuni akan menjadi kawasan industri yang berbasis petrokimia terbesar dengan luas sekitar 2.000 Hektare.
Pembicaraan lebih lanjut mengenai investasi di Teluk Bintuni itu akan dilakukan Mei mendatang dengan fokus utama pada bidang petrokimia yang membutuhkan investasi sekira USD 5 M, sekira Rp71,5 T.
“Sojitz sangat tertarik untuk berinvestasi di sana, dan kami akan membahasnya lebih lanjut pada kunjungan selanjutnya setelah Lebaran dengan fokus utama pada bidang petrokimia,” tutur Menperin.
Sojitz, yang secara harafiah berarti Matahari Kembar, memiliki lebih dari 440 anak perusahaan di 50 negara. Sojitz, melalui anak usahanya, Sojitz Aerospace Company, merupakan penjual pesawat komersial terbesar di Jepang, karena merupakan agen penjualan Boeing dan Bombardier Aerospace.
Sojitz juga memiliki konsesi minyak dan gas alam di Laut Utara, Teluk Meksiko, Qatar, Gabon, Mesir, dan Brazil.
Pemerintah sebelumnya melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan potensi gas alam di Teluk Bintuni mencapai 14,4 Trillion Cubic Feet (TCF). Teluk Bintuni juga masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk dijadikan kawasan industri prioritas.(*/ddt)
Click here to preview your posts with PRO themes ››