Kenapa Wakil Bupati Kaimana Pikul 4 Karung Beras?

Wakil Bupati Kaimana, Hasbulla Furuada, dengan mengenakan baju dinas memikul 4 karung beras di jalan kecil di belakang Pertamina, Senin (10/05/2021).

Beras yang dimuat di mobil dinas Wakil Bupati Kaimana itu dipikul melewati jalan tanah sempit, yang tak bisa dilalui kendaraan roda empat.

Beras tersebut ternyata bantuan yang diberikannya untuk lima anak yatim piatu yang tinggal dalam rumah sederhana berdinding papan di jalan itu.

Melihat ada Wakil Bupati Kaimana di rumah mereka, lima anak itu memeluk Wakil Bupati Kaimana sambil menangis terisak.

Kenapa Wakil Bupati Kaimana Pikul 4 Karung Beras?

Wakil Bupati Kaimana kemudian melihat kondisi rumah mereka hingga ke dapur, kemudian memberi nasihat dan semangat kepada lima anak peranakan ini agar tidak mudah putus asa.

“Jangan sedih walau orangtua kalian sudah tidak ada, karena masih ada utusan yang Allah kirim untuk melihat kalian,” ujar Wakil Bupati Kaimana yang tampak menitikkan air mata.

Menurut Rahmatila Sirfefa, anak pertama dari tujuh bersaudara, dua saudaranya sekarang berada di Fakfak. Satunya telah menikah dan satunya lagi masih sekolah.

“Kami tidak menyangka dan tak pernah berpikir bahwa rumah kami yang sederhana ini akan didatangi seorang Wakil Bupati. Malah bapa wakil langsung melihat kondisi kamar sampai ke dapur,” kata Rahmatila kepada papuakini.

Sambil menangis, dia menceritakan kehidupan mereka pasca ditinggal kedua orangtua tercinta.

“Mama kami bernama Marlin Marlini Sirfefa meninggal 25 Oktober 2018. Satu tahun kemudian bapa juga meninggal di tanggal 20 Oktober 2019. Bapa punya nama Rahman Ngabingan,” tuturnya.

Setelah ditinggal kedua orangtua hidup mereka terasa berat, apalagi dia adalah anak tertua yang harus berpikir bagaimana memenuhi kebutuhan enam adiknya.

“Adik saya ada enam orang. Yang nomor dua namanya Lilla Nuryani Sirfefa yang sudah menikah di Fakfak. Kemudian Rofika Qomariah Sirfefa, umur 17 tahun, sekarang kelas 1 di SMA Yapis Kaimana. Baba Chairullah Sirfefa umur 16 tahun kelas 1 SMP Negeri 1 Kaimana,” ungkapnya.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Selanjutnya, Utta Fazrin Sirfefa, umur 11 tahun, pelajar SD MTS Fakfak, Arti Laituladha Sirfefa, umur 8 tahun, siswa kelas 1 SD Yapis Kaimana, dan Aladdin Abildillah Sirfefa, umur 7 tahun, murid TK kelas Nol besar.

Walau kadang ada perhatian dari keluarga almarhum ayah dan ibu mereka, namun Rahmatila selalu berusaha mandiri untuk menghidupi adik-adiknya.

Rahmatila lalu bekerja di salah satu warung kopi di Kaimana. Upah per bulah dari pekerjaan inilah yang kemudian digunakan untuk membeli kebutuhan. Setelah menikah, dia membuka kios kecil dengan barang dagangan seadanya untuk membantu mereka.

“Mama punya keluarga pernah menawarkan untuk tinggal bersama mereka, tapi kami tolak karena berpikir jangan sampai jadi beban. Kami putuskan untuk tinggal saja dirumah yang bapa dan mama sudah buat ini,” jelas Rahmatila yang ibu satu anak ini.

Rahmatila dibantu adiknya, Rofika Qomariah, dalam mencari nafkah. Rofika yan gberusia 17 tahun itu mencuci pakaian kotor dari beberapa kenalan. Sebagian penghasilan diberikan ke Rahmatila demi, sisanya untuk uang jajan dan uang ojek ke sekolah.

Rofika berharap perjuanganya di bangku pendidikan untuk menggapai masa depan yang lebih baik dapat dikabulkan oleh Allah SWT.

Hal senada diutarakan Baba Chairullah yang bercita-cita jadi polisi.

“Kendala utama saat selesai SMA adalah biaya. Saya berharap ke depan mungkin ada perhatian dari pemerintah bagi kami,” kata Rofika mewakili saudara-saudarinya.

Mereka tak ada persiapan apapun jelang hari raya Idul Fitri. Namun, dengan bantuan yang telah diterima ini, mereka berencana membuat ketupat dan opor ayam.

Rofika berterimakasih pada Wakil Bupati Kaimana, lalu mendoakan semoga Bupati Kaimana, Freddy Thie, dan Wakil Bupati Kaimana diberikan kesehatan dan dilindungi dalam menjalankan tugas.(yos)