Lembaga Masyarakat Adat (LMS) Suku Tehit, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat yang membawahi 12 sub suku akan menggelar konferensi di Pulau Mansinam, untuk mempersiapkan diri sebelum melangkah dalam proses demokrasi pemilihan kepala daerah 2020 mendatang.
Ketua LMA Sorsel, Philipus Momot SE MM mengatakan, konferensi itu bentuknya doa penyembahan dan penyerahan diri, karena mereka yakin untuk mengubah kehidupan orang Tehit berawal dari dasar penginjilan, yaitu di Mansinam.
“Mansinam itu tempat sucinya orang Papua. Kita akan awali di situ sebelum memasuki tahapan berikut. Kali ini Suku Tehit akan mengusung dua anak suku aslinya untuk maju dalam Pilkada 2020,” ujar Philipus di sebuah restauran, Minggu (30/6/2019).
Setelah konferensi mereka akan kembali ke Sorsel, lalu menggelar doa pemulihan, kemudian masuk pada tahap selanjutnya yaitu Musyawarah Adat Tehit pertama.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Musyawarah sekira Agustus itu akan melahirkan nama-nama terbaik yang akan diusung. Mereka nantinya adalah orang orang yang secara adat dan aturan memenuhi syarat.
“Orang Tehit harus memimpin di atas tanah Tehit. Maka itu, lembaga masyarakat adat sepakat pergumulan ini dibawa dan didudukkan di tanah peradaban, yakni di Mansinam. Di Mansinam kita akan sepakat untuk tinggalkan perbedaan, jalin kebersamaan,” ungkapnya.
LMA mengapresiasi dua bupati sebelumnya yang telah memberikan perubahan untuk Sorsel yang memiliki dua suku besar, Tehit dan Imeko.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
“Kami tidak pungkiri ada manfaat yang kami rasakan. Tapi sasaran kami, sesuai harapan masyarakat, untuk membangun dengan hati, menyentuh dengan peradaban kultur kehidupan masyarakat di sana. Maka harus masyarakat adat yang benar-benar memahami kehidupan masyarakat di sana yang memimpin negerinya,” tandasnya.(njo)