Dina Isba: Petani Arfak Keluhkan Tingginya Biaya Transportasi

Berlimpahnya hasil pertanian, khususnya sayuran, di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) tidak sejalan dengan tingkat kesejahteraan para petani.

Ini terjadi karena tidak ada wadah seperti pasar sentral yang bisa menampung hasil pertanian mereka, sedangkan bila dijual ke Manokwari malah rugi karena harg ajual tak sebanding dengan tingginya biaya transportasi.

Aspirasi ini disampaikan masyarakat dalam penjaringan aspirasi anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat dari unsur perempuan, Dina Isba, di Kampung Anggra, Distrik Minyambou, Kabupaten Pegaf.

“Selama ini mereka hanya memasarkannya ke Kota Manokwari, belum ada pasar sentral khusus yang disediakan pemerintah daerah untuk mereka menjual hasil pertaniannya. Apalagi selama ini mereka kadang berjualan di lantai tanah dengan menahan panas dan hujan,” ungkap Dina Isba dalam keterangan tertulis yang diterima papuakini.

Dina Isba juga menyatakan bahwa para petani mengungkapkan kalau harga sayuran yang mereka tawarkan di pasar sangat murah agar semua hasil pertaniannya bisa laku terjual. Ini yang menyebabkan pendapatan mereka minim, bahkan mereka karena biaya transportasi lebih besar ketimbang hasil penjualan.

“Saya akan berjuang menyuarakan aspirasi dari perempuan Arfak kepada pemerintah daerah maupun provinsi, agar hasil pertanian mereka bisa dijual di tempat yang layak, termasuk pondok jualan di pinggiran jalan bisa disediakan pemerintah untuk mereka menjajakan kerajinan tangan seperti noken,” tandas Dina Isba.(*)