Menjadi diri sendiri dengan hobi tanpa ada yang mengatur memotivasi pria kelahiran Manokwari, 4 Agustus 1971, ini untuk berwirausaha di Kabupan Teluk Wondama.
Hidup dengan prinsip membangunkan matahari sebelum matahari membangunkan kita, membuat pria yang bernama Boy Sangadi SE ini semangat mempertahankan dan menikmati hidup dengan usaha penjualan rotinya, Toko Roti Family atau Family Bakery.
“Saya tidak menunggu bola. Saya jemput bola. Orang tua saya jual roti. Orang tua saya mengajari bagaimana bekerja cintai dan hargai pekejaan. Saya sangat menghargai pekerjaan saya,” ujar Boy.
Dia mengaku sangat termotivasi dengan perkataan pengusaha argobisnis terkenal, Bob Sadino. “Beliau bilang setinggi apapun pangkat yang anda miliki, anda tetap seorang pegawai. Sekecil apapun usaha anda, anda adalah bosnya,” tegasnya.
“Saya tidak ingin jadi pegawai atau kontaktor. Saya suka usaha saya sendiri. Sejak Wondama masih jembatan pelabuhan kayu sampai saat ini, usaha saya roti saja,” kata Boy.
Banjir bandang 4 Oktober 2010 lalu tak membuat Boy patah arang. Dia bangkit dan bahkan jadi lebih besar. Ini tampak dengan lahirnya cabang toko rotinya di Ransiki dan Teluk Bituni.
Roti yang dijajakan Boy, antara lain, kue lontar, roti pisang coklat, brownies, rol gulung berbagai macam rasa, donat, meises, dan roti tawar. Boy juga menerima pesanan sesuai keinginan konsumen.
Boy juga sangat memperhatikan kualotas kebersihan dan kesehatan produk jualannya. “Setahun sekali Dinas Kesehatan memeriksa sanitasi kita, mulai dari bahan sampai ke alat kerja,” ujar Boy.(ASA).